Ikan nila dapat memijah 6-7 kali setahun di daerah tropis, dengan frekuensi terbanyak pada musim hujan. Dengan pemberian pakan dan pemeliharaan yang baik, induk ikan nila betina memijah 1-2 bulan. Seekor ikan nila dengan berat 600 gram dapat menghasilkan larva sebanyak 1.200-1.500 ekor setiap pemijahan.
Untuk usaha pembenihan, petani harus mencukupi kebutuhan benih, yaitu persediaan induk ikan nila kurang lebih 20 kg untuk usaha kecil, atau untuk skala besar kurang lebih 70 kg, dan perbandingan induk ikan nila jantan dan induk ikan nila betina sebaiknya 1 : 4 atau 1 : 3.
Padat tebar calon induk ikan nila atau induk ikan nila untuk di kolam adalah 2-5 ekor untuk setiap meter persegi, untuk di bak 3-5 ekor/m2, sedangkan untuk di keramba jarring apaung 4-6 ekor/m2. Ciri-ciri ikan nila yang telah matang adalah warna badannya hitam kelam, dan bagian dagu berwarna putih.
Untuk kelamin nila jantan adalah alat kelaminnya meruncing bewarna putih bersih, ujung sirip ekor dan sirip punggung berwarna merah cerah. Induk siap memijah pada umur 7-10 bulan dengan bobot badan sekitar 500 gram, induk yang sudah memijah 6 kali harus diafkir karena telurnya sudah kurang baik. Pemijahan dapat dilakukan di kolam dengan luas 10-15 m2 dengan kedalaman air 50 cm untuk 1-2 pasang induk.
Setelah dua minggu, induk ikan nila dapat diambil dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk. Benih yang dihasilkan tetep dipelihara di kolam pemijahan. Ciri-ciri adanya pemijahan yaitu terbentuknya lekukan-lekukan berdiameter 30-50 cm bulat di dasar kolam.
Induk ikan nila yang akan dipijahkan dapat dirangsang dengan cara mengeringkan kolam, mengalirkan air baru ke kolam, dan member lumpur pada dasar kolam untuk dijadikan sarang. Perangsangan dapat dilakukan dengan hormonal atau teknik hipopisis. Sebelum diperrgunakan, kolam ikan nila yang untuk pemeliharaan larva atau anak ikan nila harus mengeringkan kolam terlebih dahulu selama 3-7 hari, dasar kolam diberi campuran pupuk kandang 200-300 gram/m2 dengan 100-200 gram/m2 kapur.
Benih yang panjang badannya sudah mencapai 9-11 mm dapat dipisah dari induknya, kemudian dipelihara di kolam berukuran 100-200 m2, kedalaman air 30-40 cm, dengan padat tebar 100-200 ekor/m2. Benih ikan nila tersebut dipelihara dulu selama kurang lebih 4 minggu sebelum dipindahkan ke kolam pembesaran.
Kolam pemijahan khusus untuk ikan nila dapat digunakan untuk kolam pemijahan saja. Sebab fungsinya khusus untuk melahirkan anak ikan, sedangkan perawatan anak-anak ikan selanjutnya dilakukan di kolam lain yang khusus pula, yang dinamakan kolam pendederan awal.
Untuk pemijahan, bertelur dan beranak, dibutuhkan kolam seluas 1-3 are atau 100-300 m2. Kolam senpit ini justru lebih baik daripada kolam yang luas. Sebab, pengawasan lebih mudah dilakukan, terutama terhadap gangguan hama dan penyakit. Tinggi air di kolam berkisar antara 45-75 cm atau untuk bagian yang terdangkal 45 cm dan bagian terdalam 75 cm. Dasar kolam dibuat lembek belumpur, agar ikan nila lebih mudah menggali lubang-lubang perkawinan.
Setelah kolam dipersiapkan, antara lain berupa pengeringan dan pengolahan tanah dasar, dimasukkan induk-induknya. Terlebih dahulu perlu memilih induk, induk yang paling kecil berukuran 10 cm, perbandingan antara induk ikan nila jantan dan induk ikan nila betina adalah 1: 2. Artinya untuk seekor nila jantan, diberikan dua ekor ikan nila sebagai pasangannya.
Kolam seluas 1 are dapat diisi dengan 10 ekor pejantan dan 20 ekor betina. Setelah dimasukkan ke dalam kolam, ikan nila induk akan berkeliaran di lapisan air bagian atas di permukaaan sambil mencakup-cakup udara untuk beberapa hari lamanya. Ini merupakan suatu tanda bahwa mereka sedang sibuk membuat lubang perkawinannya. Apabila lubang telah selesai, mereka segera kawin. Kemudian, induk betina mengerami telurnya di dalam mulut selama dua minggu.