Benih ikan nila merupakan komponen utama dalam usaha budidaya ikan nila agar bisa dipanen dengan cepat.Dengan benih ikan nila yang baik, hasil usaha budidaya ikan nila tersebut baik pula. Penyediaan benih ikan nila bisa dengan cara diusahakan sendiri dari pembenihan maupun membeli dari petani penangkar ikan nila.
Jika pembenihan dilakukan sendiri, kegiatan pembenihan ikan nila ini akan berjalan lancar dan berhasil apabila diawali dengan persiapan-persiapan yang baik, yaitu kegiatan persiapan kolam untuk pembenihan yang memenuhi syarat dan persiapan induk ikan nila yang memadai.
A.Persiapan induk
Bila akan melakukan pembenihan sendiri, beberapa persyaratan benih yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan nila adalah benih harus sehat, tidak cacat, tidak tercemar limbah, dan tahan terhadap penyakit ikan.Benih yang sehat, warnanya cerah, tidak cacat fisik, serta berasal dari induk ikan nila yang diketahui jenis dan kemurniannya.
Dengan menggunakan induk ikan nila yang sehat, bibit ikan nila yang dihasilkan akan mengikuti induknya. Pilihlah induk ikan nila dari keturunan ikan nila yang tahan terhadap penyakit ikan nila dan sudah matang untuk menghasilkan bibit.
Ciri induk ikan nila unggul adalah pertumbuhan cepat, tahan penyakit serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Bobot badan ikan untuk pembenihan sebaiknya 10-25 gram atau berumur 1-1,5 bulan. Benih yang besar mudah untuk diketahui jenis kelaminnya.Ikan nila berbobot 10 gram cocok untuk pendederan di kolam dan mina padi, sedangkan ikan nila berbobot 25 gram, baik untuk usaha pembesaran secara intensif.
Untuk mendapatkan benih ikan nila yang berkualitas baik dan jumlahnya banyak, perlu dilakukan seleksi induk atau calon induk ikan nila selama dilaksanakan budidaya ikan nila.Ciri-ciri induk ikan nila yang baik adalah kepala ikan relative kecil, tutup insang normal tidak tebal atau tipis, pada ujung mulut ada dua sungut atau kumis, serta lensa mata ikan terlihat jernih. Bentuk badan melengkung sempuna, tidak ada bagian yang datar di bagian punggungnya.
Garis ditengah badannya atau yang dikenal dengan nama line lateralis ikan nila tidak membentuk sudut sisi yang sama. Tinggi dan panjang pangkal ekor ikan nila harus seimbang, sirip ekor ikan nila bagian atas dan bagian bawah harus seimbang, badan ikan nila harus lemas tidak kaku. Bagian perut bawah mempunyai bentuk datar dan lebar, sehingga ikan dapat dibedirikan.
Ciri lainnya adalah sisik ikannya teratur dan besar-besar serta berwarna cerah. Lubang dubur terletak lebih dekat pada pangkal ekor ikan serta memiliki sirip dubur dan sirip dada yang normal.
Ciri lainnya adalah sisik ikannya teratur dan besar-besar serta berwarna cerah. Lubang dubur terletak lebih dekat pada pangkal ekor ikan serta memiliki sirip dubur dan sirip dada yang normal.
Calon induk ikan nila dipilih dari kolam pembesaran.Pemilihan induk ikan nila sebagai berikut, dilaksanakan pada setiap turunan. Dari satu turunan dipilih beberapa ekor ikan nila yang paling baik, kemudian anak-anaknya dipilih kembali yang paling baiknya. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga diperoleh benih ikan nila yang unggul. Ikan nila hasil seleksi tersebut jangan dikawinkan dengan ikan nila yang tidak unggul.
Induk ikan nila jantan dan induk ikan nila betina selanjutnya dipelihara dalam kolam induk yang terpisah untuk memudahkan dalam penyeleksian dan menjaga ikan nila agar tidak terjadi pemijahan liar di luar kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam usaha budidaya ikan nila perlu diperhatikan beberapa hal yang menjadi kendala dalam usaha budidaya ikan nila, diantaranya adalah pemilihan benih ikan nila yang akan ditanamkan. Pilih benih yang berasal dari induk ikan nila yang unggul yang didapat dari tempat penjualan benih yang sudah terjamin kualitasnya. Kesalahan memilih benih dapat berakibat kerugian dalam usaha budidaya ikan nila tersebut. Ikan nila yang tidak jelas asal-usulnya dan tidak baik kualitas induknya akan menghasilkan ikan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, karena hasil ikan yang didapat tidak tumbuh dengan baik.
Kenali ciri-ciri umum ikan nila yang berkualitas baik dan jenis ikan nila yang unggul. Selanjutnya adalah mempertimbangkan syarat-syarat sarana prasarana apa yang harus disiapkan sehingga hasilnya memuaskan. Apa syarat kolam atau tempat budidaya ikan nila. Apakah kolam di tempat yang kena terus-menerus sinar matahari ataukah kolam yang perlu perlindungan matahari. Apa hama dan penyakit yang sering mengganggu dalam usaha budidaya ikan nila. Hama biasanya tidak terlalu banyak memangsa ikan, tapi kalau terus-menerus dibiarkan, jumlah kumulatif ikan nila yang dimangsa akan banyak. Pennyakit ikan nila harus diwaspadai karena dapat memusnahkan ikan nila yang dibudidayakan dalam waktu cepat.
Pemijahan ikan nila
Ikan nila dapat memijah 6-7 kali setahun di daerah tropis, dengan frekuensi terbanyak pada musim hujan. Dengan pemberian pakan dan pemeliharaan yang baik, induk ikan nila betina memijah 1-2 bulan. Seekor ikan nila dengan berat 600 gram dapat menghasilkan larva sebanyak 1.200-1.500 ekor setiap pemijahan.
Untuk usaha pembenihan, petani harus mencukupi kebutuhan benih, yaitu persediaan induk ikan nila kurang lebih 20 kg untuk usaha kecil, atau untuk skala besar kurang lebih 70 kg, dan perbandingan induk ikan nila jantan dan induk ikan nila betina sebaiknya 1 : 4 atau 1 : 3.
Padat tebar calon induk ikan nila atau induk ikan nila untuk di kolam adalah 2-5 ekor untuk setiap meter persegi, untuk di bak 3-5 ekor/m2, sedangkan untuk di keramba jarring apaung 4-6 ekor/m2. Ciri-ciri ikan nila yang telah matang adalah warna badannya hitam kelam, dan bagian dagu berwarna putih.
Untuk kelamin nila jantan adalah alat kelaminnya meruncing bewarna putih bersih, ujung sirip ekor dan sirip punggung berwarna merah cerah. Induk siap memijah pada umur 7-10 bulan dengan bobot badan sekitar 500 gram, induk yang sudah memijah 6 kali harus diafkir karena telurnya sudah kurang baik. Pemijahan dapat dilakukan di kolam dengan luas 10-15 m2 dengan kedalaman air 50 cm untuk 1-2 pasang induk.
Setelah dua minggu, induk ikan nila dapat diambil dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk. Benih yang dihasilkan tetep dipelihara di kolam pemijahan. Ciri-ciri adanya pemijahan yaitu terbentuknya lekukan-lekukan berdiameter 30-50 cm bulat di dasar kolam.
Induk ikan nila yang akan dipijahkan dapat dirangsang dengan cara mengeringkan kolam, mengalirkan air baru ke kolam, dan member lumpur pada dasar kolam untuk dijadikan sarang. Perangsangan dapat dilakukan dengan hormonal atau teknik hipopisis. Sebelum diperrgunakan, kolam ikan nila yang untuk pemeliharaan larva atau anak ikan nila harus mengeringkan kolam terlebih dahulu selama 3-7 hari, dasar kolam diberi campuran pupuk kandang 200-300 gram/m2 dengan 100-200 gram/m2 kapur.
Benih yang panjang badannya sudah mencapai 9-11 mm dapat dipisah dari induknya, kemudian dipelihara di kolam berukuran 100-200 m2, kedalaman air 30-40 cm, dengan padat tebar 100-200 ekor/m2. Benih ikan nila tersebut dipelihara dulu selama kurang lebih 4 minggu sebelum dipindahkan ke kolam pembesaran.
Kolam pemijahan khusus untuk ikan nila dapat digunakan untuk kolam pemijahan saja. Sebab fungsinya khusus untuk melahirkan anak ikan, sedangkan perawatan anak-anak ikan selanjutnya dilakukan di kolam lain yang khusus pula, yang dinamakan kolam pendederan awal.
Untuk pemijahan, bertelur dan beranak, dibutuhkan kolam seluas 1-3 are atau 100-300 m2. Kolam senpit ini justru lebih baik daripada kolam yang luas. Sebab, pengawasan lebih mudah dilakukan, terutama terhadap gangguan hama dan penyakit. Tinggi air di kolam berkisar antara 45-75 cm atau untuk bagian yang terdangkal 45 cm dan bagian terdalam 75 cm. Dasar kolam dibuat lembek belumpur, agar ikan nila lebih mudah menggali lubang-lubang perkawinan.
Setelah kolam dipersiapkan, antara lain berupa pengeringan dan pengolahan tanah dasar, dimasukkan induk-induknya. Terlebih dahulu perlu memilih induk, induk yang paling kecil berukuran 10 cm, perbandingan antara induk ikan nila jantan dan induk ikan nila betina adalah 1: 2. Artinya untuk seekor nila jantan, diberikan dua ekor ikan nila sebagai pasangannya.
Kolam seluas 1 are dapat diisi dengan 10 ekor pejantan dan 20 ekor betina. Setelah dimasukkan ke dalam kolam, ikan nila induk akan berkeliaran di lapisan air bagian atas di permukaaan sambil mencakup-cakup udara untuk beberapa hari lamanya. Ini merupakan suatu tanda bahwa mereka sedang sibuk membuat lubang perkawinannya. Apabila lubang telah selesai, mereka segera kawin. Kemudian, induk betina mengerami telurnya di dalam mulut selama dua minggu.
Kolam untuk benih ikan nila
Dari kolam pemijahan, anak-anak ikan nila akan masuk ke kolam berikutnya pada waktu pengurasan air. Kolam pedederan awal ini dibuat berdampingan dengan kolam pemijahan dengan kedudukan lebih rendah, sehingga air beserta burayak dari kolam pemijahan dengan mudah dapat tertampung di dalamnya. Di kolam pendederan awal ini, anak-anak ikan nila tersebut dipelihara agar tumbuh menjadi anak-anak ikan nila yang lebih besar, yang kemudian dinamakan benih. Oleh karena itu, kolam tersebut dapat dinamakan dengan nama kolam pedederan awal.
Kolam pedederan ini dibuat dengan ukuran sekitar 5 kali luas kolam pemijahan. Kedalamannya kira-kira sama, yaitu antara 45-75 cm. Pada bagian yang rendah, pasang pipa pembuangan air yang dilengkapi dengan saringan. Untuk menjaga masuknya hama, kolam pedederan awal jangan sampai kemasukan ikan liar dan ikan buas seperti ikan gabus, ikan lele, dan belut, yang dapat menggangu dan merugikan sebab anak ikan nila yang kecil masih belum pandai menyelamatkan diri. Ikan-ikan nila kecil merupakan pakan empuk bagi hama tersebut.
Agar benih nila yang masih kecil dan panjangnya lebih kurang 1 cm itu tidak kekurangan pakan, kolam pedederan awal harus cukup mengandung jasad-jasad renik. Untuk itu, sebelum digunakan, tanah dasar kolam perlu diolah dan dipupuk, sehingga menjadi lingkungan hiudup yang baik bagi jasad renik. Setelah diolah, tanah itu dijemur dulu sampai kering. Kolam seluas 1 are dapat dipupuk dengan 20 kg pupuk kandang, atau 30-40 kg kompos jerami, atau 40 kg pupuk hijau sebagai pupuk dasar.
Pemeliharaan ikan nila dalam kolam pedederan awal ini berlangsung selama 1-1 ½ bulan. Oleh karena itu, setiap 1 ½ bulan, kolam dapat dipanen , sudah bisa menangkapi anak-anak ikan nila tersebut. Selama waktu pemeliharaan tersebut, anak ikan nila sudah tumbuh lebih besar, yaitu rata-rata berukuran antara 2-3 cm.
Untuk perawatan larva yang sudah menetas, petani perlu mencegah matinya larva yang baru menetas. Benih-benih ikan nila yang telah berusia lima hari diberi makanan berbentuk larutan kuning telur. Caranya telur direbus sampai matang benar, kemudian isi telur yang telah matang dipisahkan antara putih telur dan kuning telurnya, ambil kuning telurnya saja. Kemudian, bungkus kuning telur tersebut dengan kain kasa halus. Bungkusan kuning telur diremas-remas di dalam air, sehingga kuning telur tersebut tercampur dengan air yang disiapkan. Air untuk mencampur remasan kuning telur tersebut sekitar ¼ liter air untuk 1 telur.
Setelah berbentuk larutan, masukkan makanan kuning telur tersebut ke dalam alat penyemprot untuk memudahkan pemberian makanan, atau dapat juga larutan tersebut dipercik-percikkan secara merata. Berikan larutan kuning telur 5 kali sehari. Kebutuhan kuning telur per hari adalah satu butir untuk benih sebanyak 100.000 ekor.
Itulah cara budidaya ikan air tawar agar cepat panen khususnya untuk ikan nila, pemilihan benih berkualitas, dan kolam pemeliharaan merupakan faktor utama agar ikan bisa cepat dipanen.