Sejarah ikan koi - Saung budidaya



Keragaman jenis dan warna, memang menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar ikan koi. Nama ikan ini bentuknya serupa ikan emas. Keduanya memang berasal dari genetik yang sama, yakni ikan kap(Cyprinus carpio). Di Jepun, ikan ini dinamakan nishikigoi (Cyprinus carpadie). Maksudnya, ikan berwarna warni.. Kebetulan ini sudah ada sejak 2.500 tahun lalu, pada zaman pemerintahan Raja Shoko dan sampai kini dipakai para peminatnya di seluruh dunia.


Sejarah ikan koi - Saung budidaya


Menurut catatan, ikan ini konon berasal dari Parsi, di bawa ke Jepun kemudian Cina dan Korea. Dan berkembang pesat sejak sekitar 160 tahun lalu. Munculnya ikan koi berwarna-warni adalah hasil kacukkan ratusan tahun.Pada awalnya, peternak di Jepun hanya boleh menghasilkan variasi koi satu warna tunggal, iaitu koi hitam (Karasugoi, Sumigoi), putih (Shiromuji), merah (Akagoi, Benigoi, dan Higoi), kuning (Kigoi), keemasan (Kingoi), dan putih keperakan (Gingoi).Dari satu warna, kemudian muncul koi dua warna, iaitu Kohako (putih merah), Shiro bekko dan Shiro utsuri (hitam putih). Lalu, muncul berikutnya koi tiga warna, iaituTaisho sanke dan Showa sanshoku (merah, hitam, putih). Dan berikutnya, melahirnya koi multi warna seperti Goshiki, terdiri dari unsur warna dasar biru bertompok merah, hitam, biru tua, dan putih.


Kemudian, hasil kacukkan dengan ikan kap Jerman yang dinamakan kap tak bersisik (Kagami goi) sekitar tahun 1904, menghasilkan koi sebagian bersisik dan sebagian tidak. Ikan ini dinamakan Ditsu nishikigoi.Dalam pameran tersebut, jenis-jenis ikan koi yang dipamerkan dalam berbagai ukuran itu antara lain Asagi, Shusui, Goshiki, Koromo, Showa-sanshoko, Tancho, Bekko-utsur mono. Dalam pameran ini dipertandingkan bagi peminat yang mampu menampilkan variasi unggul, warna dan pola yang bagus, serta ukuran badannya.Sampai saat ini, lebih dari 18 variasi utama ikan koi.


Untuk memudahkan dalam pertandingan, biasanya belasan koi itu dimasukkan dalam beberapa golongan, antara lain Bekko, Utsurimono, Asagi/Shusui, Koromo, Kawarimono, Ogon, Hikarimoyo-mono, Hikari-utsurimono,, Kinginrin dan Tancho. Selain itu, ada juga Kohako, Taisho sanke dan Showa sansoku.


Melihat demikian banyak variasi koi ini, dapat dipahami para peternak di Jepun betul-betul melakukan pembiakan dan kacukan yang sangat ketat. Bahkan dalam buku panduan diceritakan, dari hasil sekali pembiakan mendapat sekitar 20.000 ekor anak ikan. Ini kemudian dilakukan pemilihan mana yang diperkirakan akan menghasilkan pola dan warna yang baik. Ikan yang kualiti baik dikatakan hanya sekitar 10 % atau sekitar 2.000 ekor.Mereka langsung dipisahkan dari induknya sejak berukuran 4 cm. Ribuan ikan kemudian dimasukan ke dalam Mud Pond (kolam lumpur) yang cukup luas. Mereka dibesarkan hingga berukuran sekitar 15 cm. Ribuan ikan koi ini kemudian dilakukan pemilihan lagi dan diambil yang memiliki kualiti baik sekitar 10 % atau 200 ekor.


Ratusan ekor ikan koi inilah yang tetap dibesarkan di Mud Pond hingga ukuran besar. Ratusan ikan inilah yang akan dijadikan induk dengan kualiti terbaik. Sedangkan yang tidak terpilih di pindahkan ke kolam beton untuk kemudian dijual.